Guru adalah aset terpenting pesantren, tanpa guru membuat pesantren itu lumpuh.
Semakin berkualitas seorang guru, maka semakin berkualitas juga anak didik.
Imam Bukhari menjadi seorang Imam karena gurunya sekelas Sufyan Ats-Tsauri . Imam Syafi’i menjadi orang yang hebat dalam dunia fiqih sepanjang masa karena gurunya juga tidak kalah hebatnya yang dikenal dengan Imam Malik bin Anas. Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin seorang Imam Abad ke-21 gurunya juga tak kalah hebat sekelas Syaikh Abdurrahman As-Sa’di رحمهم الله تعالى
Tidak sedikit dari donatur yang hanya fokus kepada investasi ke pembangunan, membuat bangunan tinggi dan mewah tapi melupakan kesejahteraan guru, membeli batu dan besi seakan lebih penting daripada membayar guru dengan harga yang lebih
Akhirnya, sang guru tidak maksimal dalam mendidik anak didik, mengajar hanya memenuhi kewajiban karena dia harus ngojek, jualan dengan untung alakadarnya untuk menghidupi keluarga kecilnya
Bayangkan, jika seorang donatur, memiliki dana 2 Milyar, 1,2 milyar untuk bangunan 700.000.000 untuk investasi ke beberapa guru tentu akan lebih berdampak
Gajilah guru minimal UMR, jika lebih lebih baik agar dia fokus mengajar
berikan mereka pelatihan, mengajar, public speaking, menggunakan teknologi, jika mampu kirim untuk belajar di Madinah atau Makkah untuk upgrade diri minimal kuliahkan di STDI Imam Syafi’i Jember,Jawa timur
jangan sampai kita lebih menghargai, semen batu dan besi daripada guru.
karena merekalah yang akan mendidik generasi anak dan cucu kita di masa yang akan datang.
✍️Ust Muhammad Luqman hakim,BA.S.Ag حفظه الله تعالى
Tidak ada komentar: