#TodayIn History Anak-anak Indonesia pasti tidak akan asing dengan VOC. Setiap kita pasti sudah pernah mempelajarinya di kelas sejak SD bahkan hingga SMA. Perusahaan multinasional pertama di dunia ini berbasis di Belanda, dan sejak berdirinya pada 20 Maret 1602 ini bahkan mengalahkan semua perusahaan multinasional hari ini.
Kekayaan VOC, yang selama 350 tahun mencengkeramkan cakarnya di Indonesia ini, setara dengan Apple, Microsoft, Amazon, ExxonMobil, Berkshire Hathaway, Tencent, dan Wells Fargo jika disatukan! Fakta bahwa perusahaan paling bernilai di dunia, Apple, ternyata bernilai sekitar 11% dari nilai puncak VOC. (Dilansir dari dutchreview.com)
Namun kini, mari kita mencoba untuk menyelidiki lebih dalam apa sebenarnya intrik dan sebab musabab yang membuat VOC mendaratkan kapal-kapalnya di Dunia Islam. Kamu akan tahu, bahwa VOC adalah salah satu bentuk balas dendam sejarah atas kedigdayaan Kaum Muslimin di era kejayaannya.
Semenjak Islam datang dan terwakili wajahnya oleh Bani Umayyah, Abbasiyah dan Utsmaniyah, jalur-jalur perekonomian yang penting didominasi oleh enterpreneur muslim dari berbagai bangsa. Kegiatan ekspor impor dunia saat itu berpusat di Laut Tengah, Laut Merah dan Jalur Sutera faktanya dimiliki pelabuhan-pelabuhannya oleh Kekhalifahan. Eropa saat itu hanya bisa menjadi pemain lokal yang bahkan kala itu membayar pajak kapal ke Aljazair dan Tunisia, dua polisi maritim internasional kala itu.
Terlebih semenjak Muhammad Al Fatih membebaskan Konstantinopel tahun 1453, keadaan makin berubah drastis. Jangan kamu kira Konstantinopel hanyalah sebuah kota dan bangunan di atasnya. Tidak, Konstantinopel lebih berharga dari itu; simpul pertemuan ekonomi dunia. Itulah yang membuat Napoleon Bonaparte bilang, "If the Earth were a single state, Istanbul would be its capital."
Itulah pula yang membuat Sejarawan Eropa menjadikan penaklukan Sultan Muhammad Al Fatih atas Konstantinopel sebagai awal dari periode modern Eropa. Lho kok bisa?
Karena semenjak itulah —pada Akhir abad 15— Eropa mulai mati-matian mencari jalan untuk bisa mendapatkan jalur ekonomi dan perdagangan yang baru. Berbekal kapal-kapal warisan peradaban Islam di Andalusia, dimulailah ekspedisi demi ekspedisi mencari "dunia baru" karena mereka sudah putus harapan untuk bisa bersaing dengan kekuatan ekonomi Islam di Asia, Afrika dan Eropa.
.
Kamu pada akhirnya akan mengenal orang-orang seperti Bartholomew Diaz, Hernan Cortes, Fransisco Pizzaro, Vasco de Gamma, James Cook, Columbus dan lain-lainnya sebagai pelaut yang hari ini ditokohkan sebagai pahlawan bahkan dalam buku sejarah kita. Unik ya?
.
VOC adalah evolusi dari penjelajahan itu. Penjelajahan mencari tanah baru yang berubah menjadi penjajahan gaya baru. Dalam perjalanannya, VOC adalah perusahaan pertama yang memperjualbelikan masyarakat Afrika yang mereka tawan menjadi budak dan dikirim ke kota-kota Eropa. Yang tercatat, mereka menjual lebih dari 50 ribu muslim Afrika sebagai budak.
.
Dalam perjalanan karir perusahaan ini pula, mereka bersinggungan banyak dengan Kekhalifahan Utsmaniyah yang saat itu menjadi benteng Kaum Muslimin. VOC banyak menghembuskan nafas pemberontakan dan mendanai aksi-aksi teror di pesisir wilayah Muslimin.
.
Pada tahun 1873 misalnya, Belanda menyerang Aceh yang saat itu memiliki banyak relasi dengan Kekhalifahan Utsmaniyah. Istanbul dengan cepat segera mengirimkan armada lautnya untuk membantu para pejuang Aceh, namun di tengah perjalanan, armada ini harus berbalik ke arah Yaman untuk meredam pemberontakan.
.
References :
1. Kayadibi, Saim. “Ottoman Connections to the Malay World: Islam, Law and Society,” (Kuala Lumpur: The Other Press, 2011)ISBN 978-983-9541-77-9.
2. Istanbul, by Thomas F. Madden. Editor Hachette US, 2014. 9780143129691, as quoted in F. Madden, Thomas (November 7, 2014).
3. www.dutchreview.com
Tidak ada komentar: