Semoga nasehat pernikahan ini dapat berguna bagi Muslim yang akan menikah dan yang sudah menikah. Aamiin.
BEKAL BAGI YANG BELUM ATAU YANG SUDAH MENIKAH
Hari dimana dilangsungkan aqad-nikah maka pasangan mempelai sudah sah dan resmi menjadi pasangan suami-istri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Apa yang mesti diperhatikan dan selalu diingat untuk menjalani kehidupan rumah tangga yang baru dimulai?
Hari Ahad tanggal 11 September 2022 Ustadz Syafiq Reza Basalamah hafizhahullah memberikan tausiyah (ba'da shubuh) tentang fikih usroh (fikih rumah tangga) membina keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah dengan thema "Aku sudah tidak tahan" di Masjid Umar bin Khattab di Jln. Delima, Panam, Pekanbaru.
Thema ini diambil dari curhatan pasutri kepada Beliau yang sudah nikah dan mempunyai masalah.
Berangkat dari sini Beliau mengingatkan kita tentang tujuan hidup manusia diciptakan yakni untuk beribadah kepada Allah 'Azza wa Jalla dan setiap perjalanan hidup manusia akan berhenti pada sebuah terminal yang disebut dengan pernikahan.
Tujuan manusia menikah berbeda-beda disaat mereka akan melakukan akad nikah. Tujuan pernikahan seseorang tersimpul dalam 4 perkara, yaitu karena harta, garis keturunan, kecantikan (ketampanan) dan agamanya. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam bersabda,
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi” [HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1446, dari Abu Hurairah.]
Dari 4 faktor yang disebutkan di atas maka mencari pasangan hidup yang baik agamanya akan memberikan pengaruh yang sangat besar untuk mendapatkan keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah.
Seiring dengan paparan Beliau di atas, maka kami nukilkan kembali nasehat pernikahan anak kami beberapa waktu yang lalu guna mengingatkan kembali tugas kita sebagai hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala dan tujuan pernikahan.
Kami sebutkan hal-hal berikut ini untuk membina rumah tangga yang penuh dengan sakinah, mawadah dan rahmah serta solusi dalam mengurai permasalahan di dalam berumah tangga :
Pertama : Luruskan niat
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
✒️ Meluruskan niat itu sangat penting karena dengan niat yang benar akan mendapatkan ganjaran pahala yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Perbuatan yang mubah bisa menjadi berpahala jika diniatkan untuk mendapatkan ridho Allah. Barangsiapa niat menikah untuk mengharap ridho Allah Ta'ala dan mengharap ganjaran pahala di sisi-Nya di akherat kelak, maka kehidupan di dunia selanjutnya akan menjadi baik.
✒️ Niat harus ditata dengan baik agar perjalanan hidupmu dipenuhi dengan kebaikan.
✒️ Niat nikah sebaiknya untuk bertaqarub kepada Allah (ibadah) yaitu ikhlas mencari ridho Allah dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam.
✒️ Niat nikah sebagai sarana untuk ladang beramal sholeh seperti untuk bersedekah menafkahi istri dan anak-anaknya, mempraktekkan akhlak mulia kepada pasangannya, keluarga dan anak keturunannya, menyebarkan ilmu dan sarana untuk menyambung tali persaudaraan yang kokoh untuk bekal di akherat.
✒️ Nikah sebagai sarana membentengi diri dari akhlak yang tercela dan menghindarkan diri berbuat dosa dan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
✒️ Niat nikah untuk mendapatkan keturunan anak yang sholeh dan sholehah serta untuk memperbanyak jumlah umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam. Selain itu juga untuk investasi akherat agar kita mendapatkan pahala amal jariyah yang terus mengalir sekiranya kita sudah wafat.
✒️ Dengan niat menikah yang tulus mengharapkan ridho Allah dan mengikuti sunnah Nabi-Nya, mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keberkahan-Nya kepada kalian berdua. Jadikan Allah Subhanahu wa Ta'ala sebagai satu-satunya Rabb untuk mengadukan semua permasalahan keluargamu. Semoga Allah Ta'ala akan memudahkan urusanmu dan memberikan jalan keluarnya.
Kedua : Tetaplah Menjadi manusia
✒️ Pasangan rumah tangga itu bukanlah
malaikat yang tidak pernah berbuat salah atau setan yang tidak pernah berbuat benar.
✒️ Kamu adalah pasangan manusia yang kadang benar dan kadang berbuat salah, kadang ingat dan kadang lupa.
✒️ Karena kalian berdua adalah pasangan manusia maka lapangkanlah dadamu untuk menerima kelebihan masing-masing dan memaklumi kekurangannya, maafkanlah kesalahannya, hargai jerih payahnya dan saling mengingatkan jika lupa untuk kembali ke jalan yang benar. Dengan mengingat kebaikan dan kelebihan pasangannya maka kelanggengan berumah tangga akan terjaga, bukan sebaliknya mencari-cari kesalahan dan kelemahan pasangannya yang menyebabkan dada menjadi sesak dan sempit berujung pada perceraian. "Kami sudah tidak tahan."
✒️ Janganlah kamu menuntut pasanganmu diluar kesanggupannya, karena kamu masih menjadi manusia bukan malaikat.
✒️ Perbanyaklah taubat dan istighfar kepada Allah serta sering-seringlah meminta maaf kepada pasanganmu, itu bukan aib bahkan akan menjernihkan dan menenangkan hatimu.
Ketiga : Pasangan Suami Istri Harus Mengerti Dalil
✒️ Dalil yang harus kalian pahami sebagai seorang istri, suamimu adalah pemimpinmu, sejelek apapun keadaan suamimu tapi dia adalah pemimpinmu, maka dengarkan dan taatlah kepada pemimpinmu dalam hal yang ma'ruf. Sedangkan istri adalah pemimpin dari anak dan harta suami, maka jadikan seluruh usahamu untuk mendapatkan ridho suamimu karena kamu ingin taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
✒️ Adapun seorang suami harus memahami dalil bahwa seorang pemimpin harus bijak, bertindak adil dan penuh kasih sayang serta bertanggung-jawab. Suami harus sadar bahwa istrimu adalah amanah dari kedua orangtuanya.nAnak wanitanya yang sejak lahir mereka rawat dan besarkan, dilindungi dan diberikan pendidikan yang layak hingga dewasa, kemudian dinikahkan dengan suaminya maka estafet tanggung-jawab beralih kepada suaminya untuk mendidiknya, merawat dan melindunginya serta memberikan penghidupan yang layak. Jangan disia-siakan amanah...! Kedua orangtua mendidiknya dengan susah payah, kemudian suami menyia-nyiakan, suami macam apa seperti ini?
Pemimpin harus kuat dan jangan lemah di hadapan istri, karena suami menjadi sandaran dan penopang istri. Hargai dan muliakan istrimu karena orang yang memuliakan wanita (istrimu) apalagi ibu kandungmu adalah orang yang mulia. Sedangkan orang yang merendahkan wanita adalah orang hina. Jaga kehormatan istrimu dari pandangan mata khianat, berikan perhatian kepadanya, berlaku lemah lembutlah serta didiklah istrimu dengan akhlak mulia agar kelak ia dapat mendidik putra-putrimu.
Keempat : Bersikap Sederhana Dalam Segala Hal
✒️ Bersikap sederhana bukanlah berperilaku rendah diri, hidup tidak bersih atau masa bodoh (asal) tetapi lebih fokus pada hal-hal penting (utama) dan menjauhi pemborosan agar bisa hidup hemat, menabung dan dapat mempersiapkan diri di saat yang penting, misal pendidikan, kesehatan, gizi dan lain-lain.
✒️ Supaya kalian berdua dapat konsisten dalam membina rumah tangga maka bersikaplah sederhana dan jangan berlebih-lebihan dalam beribadah kepada
Allah, bekerja, belanja dan mendidik anak-anak.
✒️ Orang yang berlebih-lebihan dalam segala hal maka dapat dipastikan ia tidak dapat berbuat adil dan istiqomah karena sikap berlebih-lebihan itu memberatkan diri, sedangkan bersikap sederhana lebih condong kepada kejujuran (tidak membohongi diri) dan dapat meringankan hati.
✒️ Hal yang memberatkan kehidupan rumah tangga adalah hidup dengan penuh gaya, memaksakan diri padahal belum mampu karena tuntutan gaya.
Kelima : Mengatur Rumah Tangga Dengan Baik
✒️ Pasangan rumah tangga adalah pasangan yang solid dalam berbagi suka dan duka, bekerja sama dalam meraih cita-cita bersama yaitu cita-cita mulia.
✒️ Pasangan rumah tangga mempunyai peran masing-masing maka kerjakan tugasnya masing-masing dengan baik.
✒️ Seorang suami berkewajiban memberikan nafkah (lahir & bathin) kepada istrinya, maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh mencari rezeki yang halal dan berkah, bersungguh-sungguh mendidik istri dan anaknya, berlemah-lembut serta berusaha sekuat tenaga menjaga aturan Allah dijalankan di dalam rumah tangganya.
✒️ Seorang istri adalah wakil suami di dalam rumah tangganya maka istri berkewajiban menjadi wakil yang amanah dan dapat diandalkan, merawat suami, harta dan anak-anaknya serta mendidiknya. Seorang istri juga wajib membantu suaminya dalam mengelola keuangan keluarga dengan cara berhemat, menabung dan meringankan beban suaminya semaksimal mungkin.
✒️ Kebahagiaan pasangan suami-istri adalah hati yang qona'ah (selalu bersyukur), lisan yang senantiasa berdzikir kepada Allah dan pasangan yang sholeh dan sholehah yang selalu mengingatkan tentang kehidupan di akherat.
Keenam : Fokuskan Untuk Kehidupan Akherat
✒️ Niat utama pasangan berumah tangga adalah mengharap ridho Allah dan mendapat ganjaran pahala yang besar dari Allah.
✒️ Jadilah pasangan suami-istri yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya agar dirimu menjadi pasangan yang ideal dan abadi hingga berjumpa di Surga Allah nanti. Aamiin.
✒️ Jadikan setiap usahamu, keletihanmu, kesabaranmu dalam menjalani kehidupan berumah tanggamu sebagai bekal untuk kehidupan akheratmu maka luruskan dan bersihkan niatmu dengan selalu menjaga keikhlasan dan menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah Nabimu sebagai acuan dalam membina rumah tanggamu.
✒️ Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keberkahan kepada pernikahan kalian berdua, memberkahi keluarga kalian serta kalian berdua dikumpulkan di dalam kebaikan. Aamiin.
‘SUBHAANAKA ALLOHUMMA WA BIHAMDIKA, ASY-HADU ALLA ILAHA ILLA ANTA, AS-TAGH-FIRUKA WA ATUUBU ILAIK’
(Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu)
Wallahu a'lam bishowab.
Ditulis oleh Hamba Allah yang mengharap ridho ilahi
Tidak ada komentar: