ADAKAH KAMU MENGIRA SYMBOL BULAN SABIT DAN BINTANG DI MENARA MASJID ITU ADALAH SUATU SYMBOL ISLAM DAN SUNNAH ?
AL KITTANI rahimahullah berkata:
ان وضع رسم صورة الهلال على رءوس منارات المساجد بدعة ، وإنما يتداول ملوك الدولة العثمانية رسم الهلال علامة رسمية أخذا من القياصرة ، وأصله أن فيلبس المقدوني والد الإسكندر الأكبر لما هجم بعسكره على بيزنطة ، وهي القسطنطينية ، في بعض الليالي دافعه أهلها وغلبوا عليه وطردوه عن البلد ، وصادف ذلك وقت السحر ، فتفاءلوا به واتخذوا رسم الهلال في علمهم الرسمي تذكيرا للحادثة ، وورث ذلك منهم القياصرة ، ثم العثمانية لما غلبوا عليها ، ثم حدث ذلك في بلاد قازان
"Meletakkan gambar bulan sabit di atas menara-menara masjid, termasuk BID’AH !
Para penguasa Daulah Utsmani menggunakan lambang ini sebagai lambang resmi, MENIRU LAMBANG ISTANA DI ROMAWI. Kejadian awal mulanya, bahwa Paulus Al-Maqduni ayah dari Iskandar Akbar pernah menyerang konstatinopel bersama pasukannya. Di beberapa malam penyerangan, mereka berhasil mengalahkan penduduk negeri itu, dan mengusir mereka. Kejadian itu bertepatan dengan waktu sahur. Lalu mereka merasa optimis dengan waktu itu, dan menjadikan gambar hilal (bulan sabit) sebagai lambang resmi mereka, untuk mengingat peristiwa itu. Lambang inipun dipakai di berbagai istana, kemudian ditiru Bani Utsmaniyah, ketika mereka berhasil mengalahkannya. Kemudian lambang itu masuk ke negeri Qazan". (At-Taratib Ad-Dariyah [I:265])
SYAIKH AL ‘UTSAIMIN rahimahullah saat membahas masalah ini dengan nada tegas menyatakan:
وعلى هذا فلا ينبغي وضع الأهلة على رؤوس المنارات من أجل هذه الشبهة ، ومن أجل ما فيها من إضاعة المال والوقت
"Karena itu, TIDAK SEPATUTNYA LAMBANG (BULAN SABIT DAN BINTANG) itu DILETAKKAN PADA MENARA-MENARA MASJID, dikarenakan padanya terdapat unsur TASYABBUH, dan juga MEMBUANG-BUANG HARTA DAN WAKTU ! ". (Majmu Fatawa wa Ra'sail Ibnu Utsaimin [Xlll:941])
Maka, tidak sepatutnya kaum muslimin menggunakan simbol bulan sabit atau bintang dengan anggapan bahwa itu adalah lambang Islam, begitu juga diletakkan di menara-menara masjid, karena ini termasuk tasyabuh kepada orang kafir.
Dan tentu kita tahu, bahwa tasyabuh kepada orang kafir adalah terlarang. Sebagaimana yang di sabdahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia bagian dari kaum tersebut".
(HR. Abu Daud [4031]; Kata Syaikh Bin Baaz rohimahullh dalam Majmu’ Fatawa-nya [XXV:292]
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
By: Abu Ziyad Sunni
Tidak ada komentar: