Dalam bukunya 'Eurasian Crossroads: History of Xinjiang hal.81', James A. Millward menulis (yg jika diterjemahkan) maknanya sbb: "Lewat demonstrasi kemampuannya mengobati, memenangkan pertarungan dgn trik-trik sihir, atau kebal tahan api, para Sufi berlaku seperti DUKUN yg diakui penguasa Turko-Mogol di seluruh Eurasia"
Lebih lanjut Millward menjelaskan: "In fact, in some ways the form of popular Islam that took root in the Xinjiang region following centuries of Sufi missionary work was overlaid upon, without displacing pre-existing beliefs and cults" ...
Artinya? Beberapa ritual "Islam" yg dipraktekan di Xinjiang adalah ritual asli dari kepercayaan/tradisi lokal yg dipopulerkan oleh orang Sufi. Dan perlahan2 ritual itu diyakini oleh orang setempat sebagai bagian dari Islam.
Salah satu buktinya adalah maraknya pemujaan di kuil2 yg didedikasikan untuk 'khoja' atau orang "sakti" yg telah ada sebelum Islam.
Di Qumartagh, penduduk muslim menjadikan sebuah kuil yg awalnya populer bagi pemeluk Budha menjadi tempat mereka ngalap berkah. Disini, orang Uyghur memuja-muji sosok ular yg dianggap berjasa menolong seorang pemburu.
⚠️ Jadi, kalau ada ritual2 yg diklaim sebagai Islam tetapi erat dengan tempat keramat atau kuburan dan penokohan sosok dan figur lokal, maka bisa dipastikan itu adalah ajaran sesat yg diada-adakan oleh kaum sufi.
Semoga Allah tegakan tauhid di hati kaum muslimin di Xinjiang dan segerakan turunnya pertolongan melawan penindasan rezim komunis China.
#Pray4Uyghur
(akhy Katon K)
Tidak ada komentar: