Tidak ada yang yakin bisa bertemu dengan Ramadhan berikutnya.
Tidak ada yang yakin bisa dijumpakan lagi dengan bulan Al Qur’an.
Tidak ada yang yakin bisa bersua kembali dengan bulan yang begitu mudah untuk beramal.
Al-Hafidz Ibnu Rajab رَحِمَهُ الله menyebutkan satu riwayat yang menunjukkan semangat mereka dalam menyambut Ramadhan.
Mu’alla bin Al-Fadhl (Tabi’ tabiin) yang mengatakan : “Dulu para salaf (sahabat) selama 6 bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama 6 bulan sesudah Ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Para salaf begitu merindukan datangnya bulan yang mulia Ramadhan.
Hal ini terlukis dari doa yang mereka panjatkan :
Tidak ada yang yakin bisa bersua kembali dengan bulan yang begitu mudah untuk beramal.
Al-Hafidz Ibnu Rajab رَحِمَهُ الله menyebutkan satu riwayat yang menunjukkan semangat mereka dalam menyambut Ramadhan.
Mu’alla bin Al-Fadhl (Tabi’ tabiin) yang mengatakan : “Dulu para salaf (sahabat) selama 6 bulan sebelum datang Ramadhan, mereka berdoa agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan. Kemudian, selama 6 bulan sesudah Ramadhan, mereka berdoa agar Allah menerima amal mereka selama bulan Ramadhan.” (Lathaif Al-Ma’arif, hlm. 264)
Para salaf begitu merindukan datangnya bulan yang mulia Ramadhan.
Hal ini terlukis dari doa yang mereka panjatkan :
اللهم سلمني إلى رمضان وسلم لي رمضان وتسلمه مني متقبل
“Ya Allah, pertemukan diriku dengan bulan Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku, dan terimalah seluruh amalku di bulan Ramadhan.” (Lathaif al-Ma’arif hlm. 158)
Mereka sangat meyakini keutamaan orang yang bisa berjumpa dan memanfaatkan Ramadhan untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, Oleh sahabat Nabi bernama Thalhah bin Ubaidullah رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ dia berkata : “Dua orang laki² dari Baliy datang menemui Rasulullah ﷺ dan masuk Islam. Salah seorang dari keduanya lebih semangat berjihad dari yang lainnya, kemudian dia (orang pertama) pergi berperang sehingga dia menemui syahid. Sedangkan orang yang kedua masih hidup hingga setahun setelahnya, lalu dia meninggal dunia. Kemudian aku bermimpi seakan² aku berada di pintu syurga. Tiba² aku berada di sisi kedua laki² tersebut, setelah itu Malaikat keluar dari Surga. Malaikat itu kemudian mengizinkan laki² yang meninggal dunia (terakhir wafat) dari keduanya untuk memasukinya, kemudian ia keluar lagi dan mempersilakan kepada laki² yang mati syahid.
Mereka sangat meyakini keutamaan orang yang bisa berjumpa dan memanfaatkan Ramadhan untuk beribadah kepada Allah Ta’ala.
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, Oleh sahabat Nabi bernama Thalhah bin Ubaidullah رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ dia berkata : “Dua orang laki² dari Baliy datang menemui Rasulullah ﷺ dan masuk Islam. Salah seorang dari keduanya lebih semangat berjihad dari yang lainnya, kemudian dia (orang pertama) pergi berperang sehingga dia menemui syahid. Sedangkan orang yang kedua masih hidup hingga setahun setelahnya, lalu dia meninggal dunia. Kemudian aku bermimpi seakan² aku berada di pintu syurga. Tiba² aku berada di sisi kedua laki² tersebut, setelah itu Malaikat keluar dari Surga. Malaikat itu kemudian mengizinkan laki² yang meninggal dunia (terakhir wafat) dari keduanya untuk memasukinya, kemudian ia keluar lagi dan mempersilakan kepada laki² yang mati syahid.
Lalu malaikat itu kembali kepadaku dan berkata : ‘Kembalilah kamu, sebab belum saatnya kamu memperoleh hal ini.’ Keesokan harinya aku menceritakannya kepada orang², mereka pun heran. Mereka lalu memberitahukannya kepada Rasulullah ﷺ dan menceritakan kejadian tersebut. Maka beliau bersabda : “Perkara yang mana yang membuat kalian heran ?”
Mereka menjawab : “Wahai Rasulullah, laki² (yang pertama meninggal) adalah orang yang paling bersemangat dalam berjihad dari yang lain, lalu dia mati syahid. Tapi mengapa orang yang kedua (laki² yang meninggal kemudian) justru masuk Surga terlebih dahulu darinya ?”
Rasulullah ﷺ menjawab : “Bukankah orang ini (laki² yang meninggal terakhir) hidup setahun setelahnya ?” Mereka menjawab : “Ya.”
Beliau bersabda : “Bukankah dia mendapatkan bulan Ramadhan dan berpuasa ? Dia juga telah mengerjakan shalat ini dan itu dengan beberapa sujud dalam setahun ?” Mereka menjawab : “Ya.”
Rasulullah ﷺ kembali bersabda : “Sungguh, sangat jauh perbedaan antara keduanya (dalam kebajikan) bagaikan antara langit dan bumi.” (Sunan Ibnu Majah, no. 3915, Shahih)
Masya Allah, lihatlah..
Begitu besarnya keutamaan puasa dan amal ibadah di bulan Ramadhan dapat mengalahkan keutamaan seorang yang mati syahid yang sangat agung.
Yaa Allah,Pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.
Semoga bermanfaat.
إِنْ شَاءَ اللّٰهُ
#HambaAllah
Masya Allah, lihatlah..
Begitu besarnya keutamaan puasa dan amal ibadah di bulan Ramadhan dapat mengalahkan keutamaan seorang yang mati syahid yang sangat agung.
Yaa Allah,Pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan.
Semoga bermanfaat.
إِنْ شَاءَ اللّٰهُ
#HambaAllah
Tidak ada komentar: