Seorang remaja asal Utah, Amerika Serikat, mengalami koma setelah menghisap vape selama bertahun-tahun.
Pemudi berusia 18 tahun, Maddie Nelson, mengalami koma awal bulan ini karena dia menderita nyeri dada dan mual.
Dikutip dari Mirror.co.uk, 2 September 2019, petugas medis menemukan paru-parunya terkena radang yang disebabkan kebiasaan vaping.
Maddie mengaku dia mulai menghisap vape setiap hari sejak tiga tahun lalu, karena percaya vape lebih aman dibanding merokok.
Dia merasa tidak enak badan selama beberapa minggu sebelum dirawat di rumah sakit karena demam.
Dia mengatakan kepada Fox 13 bahwa suhu badanya sangat tinggi, dan otaknya benar-benar mati.
"Saya pikir saya berada di rumah sakit selama satu malam, dan saya benar-benar ada di sana selama empat hari."
Menulis di halaman GoFundMe untuk mendapatkan uang tunai untuk biaya pengobatan, saudara-saudaranya Sadie, Adnrea dan Dylan memperingatkan agar tidak menghisap vape.
Mereka mengatakan dia dirawat di rumah sakit pada 27 Juli, tetapi empat hari kemudian hidupnya dalam kondisi kritis.
"Pada hari Rabu, 31 Juli dia dipindahkan ke rumah sakit lain di mana dia dilarikan ke ICU. Pada titik ini, Maddie hampir tidak bisa bernapas, dan setelah dua jam berada dalam keadaan ini dia sangat lelah dan tidak tahu berapa lama lagi dia akan bertahan, situasinya berubah dari serius ke berpotensi fatal.
"Ketika rontgen dadanya kembali, kerusakan paru-parunya begitu parah."
Maddie bahkan menulis di Facebook-nya setelah sadar, mendesak pembaca untuk tidak menghisap vape.
"Saya berbagi cerita saya sehingga Anda semua sadar bahwa ada sesuatu yang gila dalam vape ini yang tidak aman dan hampir mengakhiri hidup saya.
"Saya dulu hanya mengatakan pada diri saya sendiri bahwa itu tidak akan terjadi padaku, tetapi itu bisa dan akan terjadi padamu juga ... ikuti saranku, jangan merokok, jangan vape. #Vape #stopthevape," kata Maddie mengimbau agar berhenti menghisap vape atau rokok.
Tidak ada komentar: