Musyawarah adalah ibadah kepada Allah. Sehingga jangan kira bahwa musyawarah itu hanya untuk orang-orang yang lemah saja. Jangan mentang-mentang karena kita lebih cerdas, lebih berpendidikan, lebih punya pengalaman, dst, lantas kemudian kita meninggalkan musyawarah.
Siapa yang lebih cerdas dan lebih bertakwa dibandingkan dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam?! Beliau saja diperintahkan untuk bermusyawarah dengan para sahabat. Allah Ta'ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلْقَلْبِ لَٱنفَضُّوا۟ مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَٱعْفُ عَنْهُمْ وَٱسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى ٱلْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS. Ali Imran: 159)
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata: Jika Allah saja berfirman kepada Rasul-Nya shallahu alaihi wasallam padahal beliau adalah manusia yang paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya, dan paling utama pandangannya; “Dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu,” maka bagaimana dengan selain beliau?! (Taisir al-Karim ar-Rahman: 137)
Musyawarah akan membawa berkah, Allah akan tunjukkan jalan kebenaran yang patut ditempuh. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada kisah Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu.
Sebuah kisah yang luar biasa. Kisah ini adalah salah satu diantara contoh nyata keberkahan dari musyawarah yang ikhlas karena Allah.
Ketika seorang itu bermusyawarah dia telah mengakui kelemahan dirinya kepada Allah, dia merasa bodoh, kecil dan lemah dihadapan Allah, sehingga dengan inilah Allah akan memberinya taufik.
Sebaliknya jika orang itu tidak mau bermusyawarah berarti dia secara tidak langsung menunjukkan bahwa dia hebat, pintar, dan besar di hadapan Allah, bagaimana Allah akan menunjuki orang seperti ini?!
Oleh sebab itu, mari budayakan musyawarah. Siapapun kita, seberapa hebat pun dan seberapa banyak pun pengalaman kita maka jangan pernah meremehkan musyawarah, karena musyawarah adalah ibadah. Dengan musyawarahlah kita akan diberi petunjuk oleh Allah subhanahu wata’ala.
Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh: Zahir al-Minangkabawi
artikel maribaraja.com
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata: Jika Allah saja berfirman kepada Rasul-Nya shallahu alaihi wasallam padahal beliau adalah manusia yang paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya, dan paling utama pandangannya; “Dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu,” maka bagaimana dengan selain beliau?! (Taisir al-Karim ar-Rahman: 137)
Musyawarah akan membawa berkah, Allah akan tunjukkan jalan kebenaran yang patut ditempuh. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada kisah Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu.
Sebuah kisah yang luar biasa. Kisah ini adalah salah satu diantara contoh nyata keberkahan dari musyawarah yang ikhlas karena Allah.
Ketika seorang itu bermusyawarah dia telah mengakui kelemahan dirinya kepada Allah, dia merasa bodoh, kecil dan lemah dihadapan Allah, sehingga dengan inilah Allah akan memberinya taufik.
Sebaliknya jika orang itu tidak mau bermusyawarah berarti dia secara tidak langsung menunjukkan bahwa dia hebat, pintar, dan besar di hadapan Allah, bagaimana Allah akan menunjuki orang seperti ini?!
Oleh sebab itu, mari budayakan musyawarah. Siapapun kita, seberapa hebat pun dan seberapa banyak pun pengalaman kita maka jangan pernah meremehkan musyawarah, karena musyawarah adalah ibadah. Dengan musyawarahlah kita akan diberi petunjuk oleh Allah subhanahu wata’ala.
Semoga bermanfaat.
Ditulis oleh: Zahir al-Minangkabawi
artikel maribaraja.com
Tidak ada komentar: