1. Mengucapkan kalimat istirja’
yaitu ucapan: Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un, dan ucapan ini tidaklah hanya diucapkan ketika ada orang meninggal dunia saja (seperti yang dipahami oleh kebanyakan orang), akan tetapi hendaknya diucapkan setiap kali kita mendapatkan musibah baik itu besar maupun kecil. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ
“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya-lah kami kembali)”. (QS. al-Baqarah [2]: 156)
2. Membaca do’a yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Setelah mengucapkan kalimat istirja’, maka hendaknya seorang muslim yang tertimpa musibah mengucapkan doa yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu:
2. Membaca do’a yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Setelah mengucapkan kalimat istirja’, maka hendaknya seorang muslim yang tertimpa musibah mengucapkan doa yang telah diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu:
اَللَّهُمَّ اْجُرْنِيْ فِي مُصِيْبَتِيْ وَأَخْلِفْ لِيْ خَيْرًا مِنْهَا.
“Ya Allah, berikanlah pahala kepadaku dalam musibahku, dan gantikanlah untuku dengan yang lebih baik darinya.” (HR. Muslim).
3. Bersabar dan melakukan muhasabah (instropeksi diri)
Mungkin musibah yang menimpa diri kita itu disebabkan oleh dosa dan maksiat yang kita lakukan, maka dari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita dari perbuatan tersebut dengan menimpakan musibah, hal ini tentunya dengan harapan agar kita segera bertaubat kepadaNya. Karena sering kali sesorang baru akan sadar dengan dosa dan kesalahannya ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan suatu musibah kepadanya.
Demikianlah sekilas tentang sikap yang benar bagi seorang muslim tatkala musibah menimpanya, dan yang penting pula untuk diperhatikan yaitu hendaknya kita senantisa berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas ketentuan takdir yang telah Allah tetapkan kepada kita.
Jangan sampai keluar sedikitpun perkataan atau perbuatan yang menunjukan sikap tidak ridha terhadap ketentuan Allah tersebut, karena hal ini justru akan mendatangkan murka dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. semoga kita dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai hamba-hambaNya yang senantiasa bersabar, ridha, dan teguh dalam menghadapi musibah.
3. Bersabar dan melakukan muhasabah (instropeksi diri)
Mungkin musibah yang menimpa diri kita itu disebabkan oleh dosa dan maksiat yang kita lakukan, maka dari itu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita dari perbuatan tersebut dengan menimpakan musibah, hal ini tentunya dengan harapan agar kita segera bertaubat kepadaNya. Karena sering kali sesorang baru akan sadar dengan dosa dan kesalahannya ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menimpakan suatu musibah kepadanya.
Demikianlah sekilas tentang sikap yang benar bagi seorang muslim tatkala musibah menimpanya, dan yang penting pula untuk diperhatikan yaitu hendaknya kita senantisa berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas ketentuan takdir yang telah Allah tetapkan kepada kita.
Jangan sampai keluar sedikitpun perkataan atau perbuatan yang menunjukan sikap tidak ridha terhadap ketentuan Allah tersebut, karena hal ini justru akan mendatangkan murka dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. semoga kita dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai hamba-hambaNya yang senantiasa bersabar, ridha, dan teguh dalam menghadapi musibah.
Tidak ada komentar: