Semakin 'ngenes' ya bangsa kita ini... Wanita nir-prestasi dan mantan buron aparat 63 hari menduduki tempat strategis.
Apakah bangsa kita kekurangan orang cerdas yang punya rekam jejak bersih?.
Orang-orang nir-kualitas grade 13 ini terpilih karena ada yang memilih. Siapakah mereka? Yang satu jenis, satu spesies.
Jangan menggerutu, itulah demokrasi. Siapa suruh ikut nyemplung di dalamnya via Pemilu kemarin? "
Loh, kok logikanya kebalik-balik? Bukankah fatwa jumhur ulama kemarin justru bertujuan menyedikitkan spesies mereka dan agar spesies cacat ini tidak bertengger di atas kepala kita?.
Demokrasi bukan alat perjuangan. Islam tak akan pernah jaya dengan demokrasi, karena keduanya saling kontradiksi.
Kalau Anda merasa berdakwah, yang lain sama seperti Anda. Bahkan mungkin, punya effort lebih besar. Hanya bedanya, sebagian orang itu punya usaha untuk menyedikitkan dampak negatif yang timbul dan mengena kita, saya dan Anda. Sementara Anda menunggu di ujung jalan siap mendukung siapapun yang keluar dari jalan sempit itu.
Saya tahu ada yang kesal dengan status ini. "Gak bisa move on, barisan sakit hati, kampret salafiy, dan bla bla bla....". I know the risk, ya karena ada saja yang masih memutar kaset usang plus argumentasi basinya.
Kita memusuhi demokrasi, saya dan Anda. Tapi apa substansi permusuhan kita terhadap demokrasi? Pahamkah kita? Apakah ketika kita tidak ikut Pemilu berarti kita bara' terhadap substansi demokrasi?. Tidak. Bukan di situ substansinya.
Kita mengajak umat untuk mentauhidkan Allah dalam Rububiyyah, Uluhiyyah, serta Asmaa' dan Sifat-Nya yang sempurna.
Mengajak umat hanya berhukum dengan hukum Allah dalam semua aspek kehidupan. Berwalaa' kepada kebenaran dan orang-orang yang berada di atasnya; serta baraa' terhadap kebathilan dan orang-orang yang berada di atasnya.
Tidak mencampurkan-adukkan antara kebenaran dan kebathilan. Itulah inti dakwah kontra demokrasi.
Wallaahul-Musta'aan...
Tulisan Ust Dony Arif Wibowo
Tidak ada komentar: