Ada yang bilang, bahwa; “Hidup itu penuh dengan cita rasa. Ada manis, pahit, kecut, asin, hambar dan seterusnya.”
Asam garam kehidupan yang akan dikecap oleh setiap insan selama hayat dikandung badan. Oleh sebab itu, tidak perlu sedih dengan luka yang kita rasa. Percayalah bahwa orang lain juga sama.
Nikmati saja, tidak perlu berangan-angan akan hidup senang selamanya. Ini dunia bukan surga. Semua ada hikmahnya. Allah Ta'ala berfirman:
إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (QS. Ali Imran: 140)
Orang yang telah mendahului kita pernah mengatakan:
“Zaman bergilir, ada yang naik dan ada yang jatuh, dunia tiada kekal. Bagi diriku sendiri, di dalam hidup ini akupun datang dan akupun akan pergi. Kehidupan adalah pergiliran di antara senyum dan ratap. Air mata adalah asin; sebab itu dia adalah garam dari penghidupan.” (Buya Hamka, Tafsir al-Azhar: 1/53)
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar: