✔️ Pengajian yang benar harus punya rujukan yaitu Al-Qurʼan dan Hadits Shahih.
✔️ Al-Qur’an dan Hadits tersebut harus dipahami sesuai pemahaman salafus shalih atau generasi pertama dan terbaik umat Islam yang sudah dijamin surga oleh Allah dalam Al-Qurʼan yakni para Sahabat. Bukan dipahami oleh pemahaman diri kita sendiri/ustadz/kyai tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada mereka.
✔️ Jika berbicara soal hadits maka haditsnya harus shahih bukan hadits yang lemah (dha’if) atau palsu (maudhu’).
✔️ Pengajian yang benar tidak mengajarkan jamaah fanatik kepada kelompok/organisasi/madzhab tertentu. Tetapi mengarahkan umat kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnah).
✔️ Pengajian yang benar, jika terdapat kekeliruan dan kesalahan maka ia akan rujuk kepada kebenaran dan meninggalkan kekeliruan/kesalahannya bukan ngotot, bukan marah-marah, bukan maksa dan bukan menyerang balik.
✔️ Jika terdapat perselisihan/perbedaan pendapat maka akan dikembalikan kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnah). Bukan menyebarkan syubhat, bukan membuat pendapat baru dan bukan kembali kepada akal/tradisi.
✔️ Pengajian yang benar tidak ada beban, misal : “Tidak mewajibkan memakai baju khusus tertentu dan tidak melakukan pengajian secara sembunyi-sembunyi.”
✔️ Pengajian yang benar menjunjung tinggi akhlak yang mulia dengan tetap mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran sesuai dengan Sunnah (tuntunan Nabi) shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Catatan : Sedangkan ciri-ciri pengajian yang tidak benar adalah kebalikan dari poin-poin tersebut diatas.
Semoga bermanfaat, Barakallahufikum
Sumber : Dinukil dari Kajian Ustadz Nuzul Dzikri hafizhahullah
Tidak ada komentar: