﴿٥٥﴾ وَإِذْ قُلْتُمْ يٰمُوسَىٰ لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى ٱللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ ٱلصّٰعِقَةُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang, karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya". QS Al Baqarah 2:55
TAFSIR :
❬55❭ Allah Swt. berfirman, "Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Kulimpahkan kepada kalian, yaitu Aku hidupkan kembali kalian sesudah kalian mati tertimpa halilintar, ketika kalian meminta sebelumnya agar dapat melihat-Ku secara terang-terangan, padahal hal tersebut tidak akan mampu kalian lakukan dan tidak pula bagi orang-orang seperti kalian."
Demikian menurut tafsir yang dikatakan oleh Ibnu Juraij.
Ibnu Abbas r.a. mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, makna jahratan ialah terang-terangan. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibrahim ibnu Tahman, dari Abbad ibnu Ishaq, dari Abul Huwairis, dari Ibnu Abbas. Disebutkan bahwa Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya,
"Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami dapat melihat Allah dengan terang"
Yang dimaksud dengan lafaz jahrah ialah terang-terangan. Dengan kata lain, kami baru mau beriman kepadamu bila kami dapat melihat Allah dengan terang.
Qatadah dan Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Hatta narallaha jahratan." Yang dimaksud dengan jahratan ialah 'iyanan (terang-terangan tanpa aling-aling).
Abu Ja'far meriwayatkan dari Ar-Rabi' ibnu Anas. Mereka yang mengatakan demikian berjumlah tujuh puluh orang, yaitu mereka yang dipilih oleh Nabi Musa a.s., lalu mereka berangkat bersama Nabi Musa. Ar-Rabi' ibnu Anas melanjutkan kisahnya, bahwa mereka hanya mendengar kalam saja, lalu mereka berkata:
"Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang."
Kemudian mereka mendengar suara pekikan yang dahsyat, akhirnya mereka mati semua.
Marwan ibnul Hakam, ketika sedang berkhotbah di atas mimbar Mekah, antara lain mengatakan bahwa makna as-sa'iqah ialah suara pekikan yang dahsyat dari langit.
Urwah ibnu Ruwayyim mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
"...sedangkan kalian menyaksikannya."
Sebagian dari mereka disambar halilintar, sedangkan sebagian yang lainnya melihat peristiwa tersebut. Kemudian mereka yang tersambar halilintar itu dihidupkan kembali, lalu sebagian yang lainnya tersambar halilintar.
As-Saddi mengatakan bahwa firman-Nya,
"Karena itu, kalian disambar halilintar"
lalu mereka mati. Maka berdirilah Nabi Musa seraya menangis dan berdoa kepada Allah serta mengatakan, "Wahai Tuhanku, apakah yang akan kukatakan kepada Bani Israil jika aku kembali menemui mereka, sedangkan Engkau telah binasakan orang-orang terpilih dari mereka." Musa berkata pula yang disitir oleh firman-Nya:
Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? (Al A'raf:155)
Dinukil oleh: Alfaqir ilallah Mangesti Waluyo S
SUMBER REFERENSI :
1. Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1, Al-Iman Abul Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Penerjemah: Bahrun Abu Bakar, Lc & H. Anwar Abu Bakar, Lc Cetakan ke-6: Mei 2014 Penerbit: Sinar Baru Algensindo, Bandung.
2. Aplikasi Quran Word by
TAFSIR :
❬55❭ Allah Swt. berfirman, "Ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Kulimpahkan kepada kalian, yaitu Aku hidupkan kembali kalian sesudah kalian mati tertimpa halilintar, ketika kalian meminta sebelumnya agar dapat melihat-Ku secara terang-terangan, padahal hal tersebut tidak akan mampu kalian lakukan dan tidak pula bagi orang-orang seperti kalian."
Demikian menurut tafsir yang dikatakan oleh Ibnu Juraij.
Ibnu Abbas r.a. mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, makna jahratan ialah terang-terangan. Hal yang sama dikatakan pula oleh Ibrahim ibnu Tahman, dari Abbad ibnu Ishaq, dari Abul Huwairis, dari Ibnu Abbas. Disebutkan bahwa Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya,
"Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami dapat melihat Allah dengan terang"
Yang dimaksud dengan lafaz jahrah ialah terang-terangan. Dengan kata lain, kami baru mau beriman kepadamu bila kami dapat melihat Allah dengan terang.
Qatadah dan Ar-Rabi' ibnu Anas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Hatta narallaha jahratan." Yang dimaksud dengan jahratan ialah 'iyanan (terang-terangan tanpa aling-aling).
Abu Ja'far meriwayatkan dari Ar-Rabi' ibnu Anas. Mereka yang mengatakan demikian berjumlah tujuh puluh orang, yaitu mereka yang dipilih oleh Nabi Musa a.s., lalu mereka berangkat bersama Nabi Musa. Ar-Rabi' ibnu Anas melanjutkan kisahnya, bahwa mereka hanya mendengar kalam saja, lalu mereka berkata:
"Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang."
Kemudian mereka mendengar suara pekikan yang dahsyat, akhirnya mereka mati semua.
Marwan ibnul Hakam, ketika sedang berkhotbah di atas mimbar Mekah, antara lain mengatakan bahwa makna as-sa'iqah ialah suara pekikan yang dahsyat dari langit.
Urwah ibnu Ruwayyim mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
"...sedangkan kalian menyaksikannya."
Sebagian dari mereka disambar halilintar, sedangkan sebagian yang lainnya melihat peristiwa tersebut. Kemudian mereka yang tersambar halilintar itu dihidupkan kembali, lalu sebagian yang lainnya tersambar halilintar.
As-Saddi mengatakan bahwa firman-Nya,
"Karena itu, kalian disambar halilintar"
lalu mereka mati. Maka berdirilah Nabi Musa seraya menangis dan berdoa kepada Allah serta mengatakan, "Wahai Tuhanku, apakah yang akan kukatakan kepada Bani Israil jika aku kembali menemui mereka, sedangkan Engkau telah binasakan orang-orang terpilih dari mereka." Musa berkata pula yang disitir oleh firman-Nya:
Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? (Al A'raf:155)
Dinukil oleh: Alfaqir ilallah Mangesti Waluyo S
SUMBER REFERENSI :
1. Tafsir Ibnu Katsir, Juz 1, Al-Iman Abul Fida Ismail Ibnu Katsir Ad-Dimasyqi, Penerjemah: Bahrun Abu Bakar, Lc & H. Anwar Abu Bakar, Lc Cetakan ke-6: Mei 2014 Penerbit: Sinar Baru Algensindo, Bandung.
2. Aplikasi Quran Word by
Channel Telegram https://t.me/kajianBaitulIzzah
Tidak ada komentar: