Kondisi udara di wilayah Sumbar pada, Minggu (22/9/2019) sempat menyentuh level berbahaya pada pukul 12.10 WIB.
Kemudian, hingga pukul 13.13 WIB kualitas udara sudah turun namun masih memburuk yakni berada di level sangat tidak sehat.
"Pada pukul 12.10 WIB PM10 mendekati level berbahaya. Kondisi ini berubah setiap waktu karena faktor kondisi meteorologis atau cuaca.
Ini juga berkaitan dengan penjalaran asap dari luar Sumbar menumpuk pada jam tersebut karena faktor angin kemudian terbawa lagi sehingga konsentrasinya kembali menurun," kata Kepala Stasiun GAW Bukit Kototabang Wan Dayantolis, Minggu (22/9/2019).
Ia mengatakan kondisi setiap waktu bisa berubah juga dipengaruhi oleh arah angin.
"Jika angin kencang, maka polutan cenderung berkurang. Arah angin menentukan kemana arah polutan tersebar," jelas Wan Dayantolis.
Selanjutnya, ia menyebut buruknya kualitas udara di Sumbar salah satu faktor penyebabnya juga adalah musim kemarau.
"Saat kemarau, debu akan banyak masuk ke atmosfer. Nah, jika banyak hujan tentu atmosfer akan semakin bersih. Sebab hujan itu bersifat mencuci udara," kata Wan Dayantolis.(*)
sumber padang.tribunnews.com
Tidak ada komentar: