Satu pelajaran pentingnya adalah .... bagi siapapun yg berani menceburkan diri, tak peduli mereka yg berilmu atau ustadz, apalagi yg kelas rengginang remuk, ia tak akan mudah melepaskan diri dari hisapan lumpur demokrasi yg berbau, beracun dan berbahaya. Terbukti bisa kita lihat, ada aja ustadz yg nyinyir thd tindakan2 yg dilakukan aparat keamanan saat menjalankan tugasnya menghadapi keberingasan demonstran. Telisik punya telisik ,,, eee ternyata beliau ustadz pro salah satu paslon.
Ingat tulisan saya sebelumnya tentang ring tinju? .... "Jika anda mendekati arena itu dan ikut2an mendukung salah satu petinju yg bertanding, maka konsekuensinya adalah anda harus bersiap diri untuk jatuh cinta atau bersimpati kepadanya"
Jadi, kekisruhan baik di dalam atau luar ring tinju itu sebenarnya bisa dihindari, jika kita manusia sedari awal berani menarik garis tegas pembatas antara demokrasi yg bathil di satu sisi dan Islam di sisi yg lain. Sesederhana itu koq.
sumber fb katon kurniawan
Tidak ada komentar: