Diantara ibadah yang menjadi pelengkap shiyam di Ramadhan adalah Qiyamul lail.
Qiyamul lail atau sholat tarawih di Ramadhan merupakan ciri kesempurnaan iman.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabada,
Allah berfirman,
Anjuran untuk qiyamul lail sudah Allah perintahkan sejak awal dakwah di Mekkah. Sebagaimana firmannya dalam surat Al-Muzammil,
Qiyamul lail atau sholat tarawih di Ramadhan merupakan ciri kesempurnaan iman.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabada,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
‘Barangsiapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala (dari Allah), niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."(HR Al-Bukhory dan Muslim)
Mereka yang menjaga Qiyamul lail baik Ramadhan atau selainnya adalah orang-orang yang dipuji oleh Allah.
Mereka yang menjaga Qiyamul lail baik Ramadhan atau selainnya adalah orang-orang yang dipuji oleh Allah.
Allah berfirman,
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. ” (Az Zumar: 9).
Allah berfirman:
Allah berfirman:
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا
“Lambung-lambung mereka jauh dari pembaringan, karena mereka berdoa kepada Rabb mereka dalam keadaan takut dan berharap kepada-Nya.” (As-Sajadah: 16)
كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ. وَبِالأَسْحَارِهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
“Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohon ampunan di waktu sahur (menjelang fajar).” (Adz-Dzariyat: 17-18)
Qiyamul lail atau sholat malam merupakan seutama-utama sholat sunnah.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
Qiyamul lail atau sholat malam merupakan seutama-utama sholat sunnah.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Seutama-utama puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Muharram, dan seutama-utama sholat sesudah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim, 1163)
Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan sholat dua rakaat secara bersama, maka mereka berdua akan digolongkan ke dalam lelaki-lelaki dan wanita-wanita yang banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Abu Daud, 1309, Ibnu Majah, 1335 dishohihkan Al-Albani dalam Al-Misykah: 1/390)
Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang bangun malam dan membangunkan istrinya kemudian mereka berdua melaksanakan sholat dua rakaat secara bersama, maka mereka berdua akan digolongkan ke dalam lelaki-lelaki dan wanita-wanita yang banyak berzikir kepada Allah.” (HR. Abu Daud, 1309, Ibnu Majah, 1335 dishohihkan Al-Albani dalam Al-Misykah: 1/390)
Anjuran untuk qiyamul lail sudah Allah perintahkan sejak awal dakwah di Mekkah. Sebagaimana firmannya dalam surat Al-Muzammil,
(1). يَا أَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ
Hai orang yang berselimut (Muhammad),
(2). قُمِ الَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا
bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),
(3). نِصْفَهُ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا
(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit,
(4). أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا
atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan.
(5). إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
Sesungguhnya Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat.
(6). إِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِيَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.
Dan ketika awal hijrah ke Medinah sebagaimana persaksian dari ‘Abdullah bin Salam Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Yang pertama kali aku dengar dari Rasulullah adalah sabda beliau:
Dan ketika awal hijrah ke Medinah sebagaimana persaksian dari ‘Abdullah bin Salam Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Yang pertama kali aku dengar dari Rasulullah adalah sabda beliau:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوا السَّلاَمَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصِلُوا اْلأَرْحَـامَ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ.
“Wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahmi dan shalatlah di malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke dalam Surga dengan selamat.”(. HR At-Tirmidzi, 2485 dishohihkan Al-Albany).
Dari Jabir barkata, “Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim)
Waktu Utama untuk Qiyamul lail (Shalat malam).
Waktu utama untuk shalat malam adalah di akhir malam.
Dari Jabir barkata, “Aku mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim)
Waktu Utama untuk Qiyamul lail (Shalat malam).
Waktu utama untuk shalat malam adalah di akhir malam.
Rasulullah bersabda,
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ
“Rabb kami -Tabaroka wa Ta’ala- akan turun setiap malamnya ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan do’a pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan memberikan ampunan untuknya”.(HR. Bukhari, 1145 dan Muslim, 758)
Diantara keistimewaan qiyamul lail tergambar dalam hadits Nabi ini.
Diantara keistimewaan qiyamul lail tergambar dalam hadits Nabi ini.
Beliau bersabda,
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الإِثْمِ
“Hendaklah kalian melaksanakan qiyamul lail (shalat malam) karena shalat malam adalah kebiasaan orang sholih sebelum kalian dan membuat kalian lebih dekat pada Allah. Shalat malam dapat menghapuskan kesalahan dan dosa. ” (Al Irwa’, 452 dihasankan Al-Albani)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Cobalah renungkan bagaimana Allah membalas shalat malam yang mereka lakukan secara sembunyi dengan balasan yang Ia sembunyikan bagi mereka, yakni yang tidak diketahui oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam Surga.” [Haadil Arwaah ilaa Bilaadil Afraah, Ibnul Qayyim hal. 278]
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Cobalah renungkan bagaimana Allah membalas shalat malam yang mereka lakukan secara sembunyi dengan balasan yang Ia sembunyikan bagi mereka, yakni yang tidak diketahui oleh semua jiwa. Juga bagaimana Allah membalas rasa gelisah, takut dan gundah gulana mereka di atas tempat tidur saat bangun untuk melakukan shalat malam dengan kesenangan jiwa di dalam Surga.” [Haadil Arwaah ilaa Bilaadil Afraah, Ibnul Qayyim hal. 278]
Wallahu a'lam
Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
Abu Yusuf Masruhin Sahal, Lc
Tidak ada komentar: