Teman saya pernah cerita. Suatu hari syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq Al Badr membacakan nama-nama mahasiswa untuk absensi. Tiba-tiba beliau melewati sebuah nama yang menurutnya aneh. Beliaupun tertawa kecil karena nama itu. Teman-teman yang hadirpun ikut tertawa kecil. Qaddarullah pemilik nama itu tidak hadir.
Keesokan harinya pemilik nama itu hadir. Sebelum pelajaran dimulai syaikh mengeluarkan beberapa kitab lalu memberikannya pada mahasiswa itu sembari berkata, "Ini hadiah sekaligus permohonan maaf saya padamu karena kemarin telah menggibahimu.
Sepintas seolah tak ada yang perlu dimintakan maaf. Apa yang salah dari sebuah tertawa kecil untuk suatu hal yang memang mengundang tawa. Tapi orang besar selalu melihat dari sisi lain yang luput dari penglihatan kita. Seorang Sahabat radhiallahu anhu pernah berkata, "Dulu kami menganggap dosa yang kalian anggap biasa itu sebagai sesuatu yang membinasakan".
Begitulah, karena tak jarang kecelakaan-kecelakaan besar justru disebabkan oleh kerikil-kerikil kecil.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
(Ustadz Aan Chandra Thalib)
Keesokan harinya pemilik nama itu hadir. Sebelum pelajaran dimulai syaikh mengeluarkan beberapa kitab lalu memberikannya pada mahasiswa itu sembari berkata, "Ini hadiah sekaligus permohonan maaf saya padamu karena kemarin telah menggibahimu.
Sepintas seolah tak ada yang perlu dimintakan maaf. Apa yang salah dari sebuah tertawa kecil untuk suatu hal yang memang mengundang tawa. Tapi orang besar selalu melihat dari sisi lain yang luput dari penglihatan kita. Seorang Sahabat radhiallahu anhu pernah berkata, "Dulu kami menganggap dosa yang kalian anggap biasa itu sebagai sesuatu yang membinasakan".
Begitulah, karena tak jarang kecelakaan-kecelakaan besar justru disebabkan oleh kerikil-kerikil kecil.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran.
(Ustadz Aan Chandra Thalib)
Tidak ada komentar: