Saya galau..Kejadian saya galau ini bener2 kejadian langka. Biasanya saya enjoy aja menjalani hidup.Kegalauan ini tak lain tak bukan akibat si kecil udah segitu lincahnya main sepeda roda dua.
Awalnya, saya hepi liat anak 3,5 tahun bisa naik sepeda roda dua..temen2nya di TK aja masih banyak yang pake roda empat. Dan saya seneng karena dia jadi suka bermain di luar, lincah, tangkas, dan ga terpapar gadget terus menerus. Dia juga jadi punya banyak temen..karena ada aja temen yang nemenin dia naik sepeda.
Makin lama dia makin pintar naik sepeda..ngebut kesana kemari tanpa takut mobil atau motor yang melintas. Dan akhir-akhir ini dia seringkali tiba-tiba hilang dari pandangan, naik sepeda tanpa sempat terkejar.
Berita dan blow up medsos tentang el ge be te ini membuat hati saya ketar ketir setiap si kecil menghilang. Dag dig dug ser ga jelas..mungkin campuran antara paranoid dan obsesif kompulsif. Kemana? Main dengan siapa? main apa? nonton apa? baca apa??
Saya pernah membesarkan tiga orang anak yang sekarang sudah beranjak remaja sebelumnya. Namun situasinya tidak pernah sampai separah saat ini.
Iya, dulu juga saya sering dengar tentang pornografi, tentang gay, pedofil. Tapi isu2 itu tak pernah sampai semassif sekarang. Dulu orang masih sembunyi2 dengan gerakan nyeleneh mereka. Sekarang?? Mereka sudah minta undang-undang untuk melegalkan pernikahan mereka, sudah berani menampakkan diri tidak hanya di dunia maya tapi juga dunia nyata, bahkan sudah berani menggugat para pejabat negara. Yang lebih parah, mereka merasuki anak-anak di bawah umur yang tak berdosa. Menularkan wabah dengan teramat cepat seperti virus ganas.
Bagaimana bisa saya mengerti pemikiran mereka bahwa hal itu termasuk hak asasi, sementara saya merasa begitu cemas anak saya menjadi korban? Hak asasi macam apa yang membuat ibu-ibu cupu seperti saya merasa ketakutan? Jikalau mereka sampai mendapat perlindungan dari pemerintah, lalu bagaimana nasib anak-anak kecil yang menjadi korban? Siapa yang akan membela hak asasi anak-anak kecil yang dengan kepolosannya menjadi korban tanpa mereka sadar telah menjadi korban?
Haruskah saya membangun pagar yang tinggi dan menggemboknya agar anak saya tidak bisa keluar rumah dan tidak menjadi incaran mereka? Haruskah saya melarang anak saya beraktifitas fisik karena saya tidak sanggup terus menerus mengikuti mereka, mencekoki mereka dengan buku dan pengetahuan serta membujuk mereka dengan games edukasi agar mereka betah di rumah?
Pemerintah macam apa yang tidak mampu membuat masyarakatnya merasa aman dan tentram?
Terus terang, ini sangat berbeda dengan membentengi anak dari pornografi. Pornografi bisa dicegah secara internal. Tapi el ge be te ini melibatkan orang luar yang jauh lebih kuat dan berkuasa dari seorang anak 4 tahun yang lemah dan tak berdaya.
Maaf kalau bikin baper..tapi ya emak-emak emang fullper..heu.. Sekedar ingin saling mengingatkan dan saling menjaga..kalau kita punya persepsi dan keresahan yang sama, mungkin kita bisa bahu membahu menciptakan lingkungan yang aman dan sentausa.
Allahu yarham..tolong lindungi bangsa ini dari kegilaan dan kehancuran..
tulisan: teh patra
Tidak ada komentar: